counter customizable free hit
Home » Cerita Bokep » Nidurin Istri Teman Kuliahku

Nidurin Istri Teman Kuliahku

MEMEKBEBEK

Kala itu pas hari minggu, aku (Ade umur 28 tahun) sudah janjian sama temenku yang bernama Vano yang seumuran denganku mau main ke rumah temenku semasa kuliah dulu. Vano juga temen kuliahku dulu, dia sudah berkeluarga sementara aku masih lajang. Pernikahan Vano dan Sany (nama istri Vano) sudah berjalan hampir satu tahun tapi mereka belum juga punya momongan. Sany adalah adik tingkat kami semasa kuliah dulu.

Vano saat ini masih tinggal serumah dengan mertuanya di sebuah ibukota Propinsi. Sore itu aku jemput Vano di rumah mertuanya. Tapi setibanya di situ, Vano malah pergi mengantar ibu dan bapak mertuanya ke rumah salah satu saudaranya untuk sebuah keperluan. Yang di rumah tinggal Sany. Waktu itu Sany tidak ikut pergi karena lagi gak enak badan.

“Tunggu dulu aja De…sini masuk” kata Shanti padaku.

Karena sudah terbiasa main ke rumahnya, akupun langsung masuk ke ruang tv.

“Kamu di rumah sendirian San… terus mbak Inah (nama pembantu Sany) dimana?” tanyaku sambil langsung rebahan di karpet hijau depan tv.

“Iya nih..tadinya juga mau ikut. Tapi ga tau kenapa tiba-tiba badan rasanya gak enak banget..kalau mbak Inah lagi pulang kampung,” ujar Sany sambil bawain aku minuman dingin.

“Masuk angin tuh San..” kataku sambil nyeruput segelas es teh yang sudah disediain Sany.
“Cepetan minum obat San,” kataku lagi sambil melhat ke arah Sany yang duduk bersila di atas kursi, sementara aku masih di karpet.

“Sambil dikerokin, biar anginnya pada minggat,” ujarku bercanda.
“Iya juga sih..tapi mbak Inah nya lagi nggak ada,” kata Sany.
“Suruh ngerokin Vano kan juga bisa” kataku lagi.

“Iiih orang ituh mah gak bakalan mau, suruh mijitin aja males-malesan,” ujar dia.
“Gimana kalau aku aja yang ngerokin mau nggak?” kataku bercanda.
“Boleh juga sih, tapi aku malu ah,” Sany tertawa geli.

“Malu nomer dua yang penting kamu cepet sembuh…lagian aku kan temen suamimu.” kataku sambil gak yakin kalau Sany bener-bener mau kukerokin.

“Gak ah, aku gak mau dikerokin.. kalau pijit aja gimana? entar Aku malah bingung jawabnya kalau ditanya Vano siapa yang ngerokin.” pinta Sany sambil terkekeh.

Langsung aja Sany kusuruh duduk di lantai dengan posisi nyandar ke kursi. Sementara aku duduk di kursi tepat di belakang punggungnya. Sany dan aku gak ada perasaan apa-apa, makanya dia nyuruh aku untuk mijatin. Kami pun asyik ngobrol kesana-kemari, dan aku terus mijatin pundak sama leher Sany.

“Agak ke bawah dikit dong De..Ke punggung ya.” pintanya sambil ngegeser duduknya agak maju.

Aku nurut aja, dan terus mijitin dia yang lagi asyik nonton tv.

“San..BH-nya dilepas aja biar gak ngalangin gerakan memijitku.” kataku.

Sany pun langsung melepas BH-nya dan menaruhnya disampingku. Otak kotorku pun langsung bereaksi begitu melihat BH Sany yang berukuran besar. Aku membayangkan betapa besarnya toket itu.

“Aku tengkurap ya De?” pintanya sambil tengkurap di atas karpet depan tv. Tapi saat itu dia masih mengenakan kaos.

Aku pun mengikutinya dan duduk disamping tubuhnya. Mataku langsung tertuju pada bokongnya yang gempol, lalu turun ke bagian pahanya yang terlihat putih mulus karena Sany waktu itu cuma pake celana pendek aja.

Gerakan jari tanganku mulai agak nakal, sambil melihat reaksi Sany. Jariku bergerak sedikit-sedikit kearah toketnya.

“Iihhh..geli De,” ujarnya tapi diam saja.
“Kena senggol ya? Maaf San..hehehe” ujarku pura-pura kaget. Sany diam aja dengar jawabanku itu.
“San, gimana kalau kaosmu dilepas aja?” tanyaku.
“Nggak usah ah, entar kalau Vano datang gimana?” tanyanya ragu.
“Ya nanti langsung cepet-cepet dipakai lagi donk.” jawabku singkat.

Dengan agak sedikit malu, Sany pun melepas kaosnya dan langsung tengkurep lagi. Otakku saat itu bener-bener sudah kotor banget. Ingin rasanya aku mendekap Sany dan merasakan kehangatan tubuh istri temenku itu. Tapi aku malu.

Aku mulai memberanikan diri untuk meremas bagian pinggir toket Sany dari belakang. Sany terlihat agak kaget melihat kenekatanku, tapi dia tetap diam saja. Malah Sany membiarkan jari-jariku menyesup meremas toketnya itu.

“Aahh geli donk Dee,,,” kata Sany dengan nada manja.
“Maaf ya Sany, aku bener-bener nggak tahan pengen meremas toket kamu,” kataku dengan nada gemetar.
“Kamu gak marah kan San?” kataku semakin gemeteran.

Tak ku sangka, begitu mendengar pertanyaanku itu Sany menjawab dengan menggelengkan kepalanya.

Nafsuku semakin tinggi, tak mampu lagi untuk ku tahan. kuangkat tubuh Sany ke posisi duduk dan kubalikan badannya agar menghadapku. Tanpa menunggu lama aku langsung melumat bibir Sany. Reaksi Sany waktu itu masih diam tanpa membalas cumbuanku. Mungkin dia masih gak menyangka kalau aku senekad ini.

Tapi setelah beberapa menit, Sany pun mulai membalas cumbuanku itu. Kelihatannya dia sudah mulai bernafsu juga. kami saling menjilat bibir. Tanganku pun tak mau diam, cepat-cepat kuremas toket Sany sementara tangan Sany terus mengusap bagian punggungku yang kini sudah telanjang dada. Kuangkat tubuh Sany agar berdiri. Ku tarik celana pendek dan juga CD Sany ke bawah.

Kemudian giliran Sany melepaskan celana jeans dan CD ku. Dan kamipun sudah sama-sama telanjang dalam posisi berdiri.

“Kumasukin batangku sekarang ya San?” pintaku ketika tangan Sany dengan nafsunya meremas-remas batang kontolku yang sudah sangat tegang itu.

Sany menjawab dengan mengangguk pelan. Tanpa berpikir lagi lalu ku masukan batang kontolku ke memek Sany.

“Ooohhhh,,,, ahhh..sshh” Sany mengerang.
“Aahhhh,,, sodok agak cepetan De, keburu Vano dateng,,,” katanya sambil terus mendesah.
“Ooohhhhh,,, Sanyyy….” desahku merasakan nikmatnya menyetubuhi istri temanku itu.
“Ayoo Dee cepet tumpahin semua air manimu…” rengek Sany
“Iya San sabar,,, nikmat banget nih San,,,” kataku sambil kuisapi lidah Sany yang menjulur-julur keluar dari mulutnya.

“Adeeeee,,,, aku pengen keluar nih Dee,,,,goyang yang kenceng Deeee,,,,” pinta Sany sambil tubuhnya menggelinjang kekiri-kekanan.

Aku sebenernya juga sudah pengen keluar, tapi ku tahan dulu biar Sany merasakan kenikmatan yang teramat sangat. Aku mempercepat sodokan kontolku ke memek Sany yang seluruh tubuhnya sudah kelihatan menegang hebat sekali.

“Aaahh,,,,, Adeee,,,, aku keluar Deee,,,,,nikmat Deee,,,” Sany mengerang sambil menggigit pundakku.
“Aku juga keluar Saaann,,,,” kataku juga hampir bersamaan. Kutumpahkan seluruh spermaku kedalam memeknya.

Lalu kupeluk tubuh Sany yang kelihatan sangat kecapaian, Sany tersenyum ketika keningnya ku cium.

“Nikmat sekali dee…makasih ya..” bisiknya sambil senyum-senyum.
“Iya sama-sama San,,,aku juga merasakan kenikmatan yang luar biasa,,,” kataku sambil terus kupeluk dia.

Lama kami saling berpelukan dalam keadaan masih telanjang sambil duduk di karpet depan tv. Lalu Sany meraih BH dan kaosnya. Dengan manja, dia minta aku untuk memakaikannya.

“Tolong pakekin dong Dee,, entar keburu dateng suamiku lho.” pintanya.

Akupun langsung memakaikan BH dan kaosnya sambil tanganku kembali meremas toketnya yang sudah sedikit mengendur lagi.

“Sudah ah Dee,,, besok kapan-kapan lagi kan bisa.”

Dan kini kami sudah kembali berpakaian, tapi kami seperti tak ingin terpisahkan. Kami masih saling berpelukan di atas kursi. Kemudian tak lama terdengar suara mobil Vano memasuki halaman. Sany buru-buru melepas pelukanku.

“Vano sudah dateng,” bisiknya padaku.

Sambil bangkit, dia menyempatkan untuk mencium pipiku sekali lagi.

“Besok kalau ada kesempatan kita ulangi ya Dee..” katanya manja.

Aku hanya mengangguk sambil melihat Sany yang berlari ke arah pintu depan.

ku siapkan diriku dalam posisi duduk sambil nonton tv ketika Vano menyapaku.

“Berangkat sekarang yuk Dee… Anak-anak udah pada nungguin kita. Kamu nunggu lama ya tadi? maaf ya aku nganter mertuaku dulu tadi,” katanya tanpa kutanya.

Sany yang denger itu dan bilang

“Iya gih sana cepetan berangkat, kasihan Ade udah nunggu dari tadi. Entar keburu kelar acaranya,” kata Sany sambil menggandeng tangan suaminya dengan mesra hingga ke pintu depan rumahnya.

 

The post Nidurin Istri Teman Kuliahku appeared first on Memekbebek | Cerita sex | Cerita Dewasa.

Memekbebek | Cerita sex | Cerita Dewasa

Ayo share...
Share on FacebookTweet about this on TwitterShare on Google+Pin on PinterestEmail this to someone
admin
Menu Title